Selasa, 28 Oktober 2008

lirik lagu

My Heart Will Go On
Artist: Celine Dion
Everynight in my dreamsI see you, I feel youThat is how I know you go onFar across the distanceAnd spaces between usYou have come to show you go onNear, far, wherever you areI believe that the heart does go onOnce more, you open the doorAnd you're here in my heartAnd my heart will go on and onLove can touch us one timeAnd last for a lifetimeAnd never let go till we're oneLove was when I loved youOne true time I hold toIn my life we'll always go onNear, far, wherever you areI believe that the heart does go onOnce more, you open the doorAnd you're here in my heartAnd my heart will go on and onThere is some loveThat will not go awayYou're here, there's nothing I fearAnd I know that my heart will go onWe'll stay forever this wayYou are safe in my heartAnd my heart will go on and on


Lirik Lagu “First Love” by Utada Hikaru
Sai gou no kisu watabako no fla vor ga shitaniga kute setsunai kaori
Ashita no imagoro ni waAnata wa doko ni iru n darouDare wo omotteru n darou
You are always gonna be my loveItsuka dareka to mata koi ni ochitemoI’ll remember to loveYou taught me howYou are always gonna be the oneIma wa mada kanashii love songAtarashi uta utaeru made
Tachidomaru jikan gaUgokidasou to shiteruWasuretakunai koto bakari
Ashita no imagoro ni waWatashi wa kitto naiteruAnata wo omotteru n darou
You will always be inside my heartItsumo anata dake no basho ga aru karaI hope that I have a place in your heart tooNow and forever you are still the oneIma wa mada kanashii love songAtarashii uta utaeru made
You are always gonna be my loveItsuka dareka to mata koi ni ochitemoI’ll remember to loveYou taught me howYou are always gonna be the oneMada kanashii love songNow and forever…

Alamat Guru

Alamat Rumah Bapak dan Ibu Guru
SD Islam Raden Patah

1. Drs. H. Muh. Na`im, M.Pd : Jl Semolowaru Tengah Gg VI / 28
2. Muhammad Iskhaq, S.Ag : Jl Semolowaru 40
3. Hj.Musthofi`ah : Jl Semolowaru Selatan I/14
4. Mursini : Jl Semolowaru Selatan I/47
5. Dra. Asmiah : Jl Menur I/ 63
6. Sunarti : Jl Medokan Timur VI/18
7. Wiji Lestari, S,Pd : Wonosari Wetan Baru VIII/34
8. Aini Zaiyatin , S.Pd : Jl Semolowaru No. 57-B
9. Elly Ratnawati, S.Si : Sidosermo VI/19
10. Agus Singgih DS, S.Pd : Mletho
11. Siti Najiyah, S.Pd : Jl Medokan Semampir Indah XII/9
12. Beta Khulailah S., S.Pd : Tambak Sumur I/15 Sidoarjo
13. Mahari Puspito, S.Pd : Semolowaru Utara II
14. Dady R Evolusiono, S.Pd : Wonocolo Baru II/29 RT 20 RW 7
Taman Sepanjang
15. Choirul Chakim, S.Ag : Bratang Gede III/32
16. Su’idah, S.Ag : Wonorejo Selatan V/5 Rungkut
17. Moh. Arifin, S.Ag : Semolowaru Utara III/02
18. H. Ahmad Fauzan, S.Pd.I : Jl Semolowaru 45
19. Lasiana, S.S : Jl Jetis Kulon I/69
20. Sholekhah Istiqimah, S.Pd : Krukah Utara No. 50
21. Supriyadi, S.Pd : Jl. Kalikepiting Jaya IX/24
22. Ahmad Nuryanto, A.Md : Semolowaru Selatan I/21
23. Tutut Rahmawati, S.Pd : Bratang Gede IV A/28
24. Umi Atiqoh, S.Pd : Jl Nginden Kota Gg II/79 E
25. Winaryati Priningtyas : Jagir Sidoresmo XI/25
26. Wasiyati, S.E : Jl Semolowaru 100
27. Gemi : Semolowaru Utara I
28. Hudan : Jl Semolowaru No. 32

Senin, 20 Oktober 2008

STAF PENGAJAR

Selasa, 14 Oktober 2008

PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI SEKOLAH DASAR

MELALUI SENI

ABSTRAK

Darminah and Tetty Rachmi

            Bahasa Inggris merupakan bahasa asing yang mulai diperkenalkan di Sekolah Dasar (SD). Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan awal. Pada pendidikan awal ini para guru perlu memberikan fondasi yang kokoh untuk melangkah ke jenjang pendidikan selanjutnya. Untuk itu guru perlu memberikan pengalaman pembelajaran bahasa Inggris yang menarik agar anak merasa senang dan tertarik untuk belajar bahasa Inggris yang ucapan-ucapan dan tulisannya masih asing bagi mereka. Untuk memberikan pengalaman pembelajaran bahasa Inggris yang menarik diperlukan kreativitas guru dalam memanfaatkan dan merancang sumber-sumber belajar yang ada di lingkungan sekolah dan rumah. Hasil karya seni khususnya seni musik, tari, dan seni lukis merupakan sumber belajar yang sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai media pembelajaran bahasa Inggris bagi anak SD. Hal ini disebabkan oleh karakteristik anak SD yang masih senang bernyanyi, belajar sambil bermain, berpikir secara holistik, dan masih menyenangi benda-benda yang konkrit. Makalah ini akan membahas tentang karakteristik anak SD, karakteristik pembelajaran bahasa Inggris di SD, seni dan pemanfaatannya dalam  pembelajaran bahasa Inggris di SD.

 Kata kunci: bahasa asing, benda-benda konkrit, sumber belajar, pengalaman belajar.

Pendahuluan                                                  

  Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional, telah memperkenalkan bahasa Inggris di tingkat Sekolah Dasar (SD) di hampir seluruh pelosok pedesaan di Indonesia. Akhir-akhir ini pembelajaran bahasa Inggris di tingkat SD menjadi perhatian para pakar di bidang bahasa dan pembelajaran bahasa khususnya bahasa Inggris di Indonesia. Salah satu alasan pemerintah Indonesia untuk memperkenalkan bahasa Inggris kepada anak SD diambil berdasarkan kenyataan bahwa bahasa Inggris digunakan di setiap aspek kehidupan masyarakat. Hal ini diakibatkan oleh adanya kemajuan teknologi informasi yang begitu pesat.

Pendidikan SD merupakan fondasi yang penting bagi anak-anak untuk melanjutkan sampai mereka mencapai jenjang pendidikan yang tertinggi. Usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar akan berpengaruh pada kualitas pendidikan berikutnya. Sebaliknya, kegagalan yang dialami pada pendidikan awal akan sangat berpengaruh pada pencapaian hasil pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Rangkaian kegagalan ini akan berakibat ketika mereka menjadi dewasa. Mereka mempunyai kemungkinan tidak dapat berfungsi secara efektif di dalam masyarakat yang kompleks dengan tuntutan-tuntutan kebutuhan yang diakibatkan oleh teknologi tinggi. Untuk mengatasi kemungkinan-kemungkinan ini pemerintah Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional) telah mengembangkan kurikulum nasional, termasuk kurikulum bahasa Inggris untuk sekolah dasar (SD) yang dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). KBK ini dirancang untuk membekali anak dengan ilmu pengetahuan (knowledge), kemampuan (competences), kecakapan (skills), ilmu keagamaan, dan sikap yang positif yang dapat digunakan untuk bekal hidup di dalam masyarakat.

 KBK mempunyai beberapa karakteristik diantaranya adalah: pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi, dan sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur pendidikan. Guru diberikan kebebasan untuk memilih sumber, metode dan media pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan di kelasnya. Dengan kata lain guru tidak terpaku pada hanya satu jenis buku teks melainkan dapat menggunakan berbagai sumber dan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan pencapaian hasil belajar anak. Oleh sebab itu guru dapat menggunakan hasil karya seni seperti seni rupa/lukis, seni musik, dan seni tari sebagai salah satu media pembelajaran bahasa Inggris di SD untuk membuat anak menjadi senang, tertarik dan selalu ingin tahu terhadap bahasa Inggris.

            Agar tujuan pembelajaran bahasa Inggris di SD dapat dicapai secara maksimal, guru bahasa Inggris harus memperhatikan beberapa hal diantaranya adalah: karakteristik anak sekolah dasar dan materi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan fisik dan mental anak, karakteristik pembelajaran bahasa asing, dan hasil karya seni dan pemanfaatannya semaksimal mungkin.

           

Karakteristik Anak Sekolah Dasar dan Materi Pembelajarannya

 Setiap anak mempunyai sifat atau karakter yang unik. Mereka memiliki kebutuhan, minat, dan tingkat kemampuan, dan pencapaian yang berbeda. Untuk memberikan pendidikan dasar yang sesuai dengan perkembangan anak, guru perlu memahami perkembangan yang terjadi pada kehidupan anak, dan juga memahami cara belajar anak-anak usia sekolah dasar.

            National Association for the Education of Young Children (NAEYC, 1992) mengemukakan pendapatnya tentang perkembangan anak bahwa salah satu premis yang terpenting dalam perkembangan manusia adalah bahwa seluruh ranah perkembangan seperti fisik, social, emosional, dan kognitif berkembang secara terpadu. Maksudnya bahwa perkembangan pada satu dimensi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perkembangan dari dimensi-dimensi yang lainnya.

  1. Karakteristik Anak Sekolah Dasar. Anak-anak merupakan individu dan cara belajar yang yang berbeda-beda. Namun demikian mereka  juga memiliki kesamaan karakteristik. Karakteristik yang sama yang dimiliki oleh anak SD menurut Briggs and Potter (1990) diantaranya adalah:
  2. Mereka selalu tertarik dan ingin tahu terhadap alam sekitarnya;
  3. Mereka senang bermain dan selalu dalam keadaan gembira;
  4. Dengan rasa ingin tahu mereka yang tinggi, mereka selalu berusaha untuk mencoba, dan menyelidiki sesuatu;
  5. Mereka selalu merasa tergerak dan termotivasi untuk berbuat lebih baik setelah mereka melakukan kegagalan atau kekecewaan;
  6. Mereka akan belajar sungguh-sungguh apabila sesuai dengan minat mereka;
  7. Mereka belajar sambil bekerja, mengobservasi, dan mengajari teman lainnya.

Jadi bagi anak SD belajar merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan. Keenam karakteristik tersebut  harus diperhatikan oleh guru ketika mereka menyusun rencana pembelajaran, mengembangkan aktivitas pembelajaran, mengelola kelas, dan membangkitkan semangat belajar anak-anak. Guru harus mengembangkan materi yang sesuai dengan kebutuhan anak dan yang sesuai untuk menghadapi tantangan mengajar anak-anak yang mempunyai kemampuan, sikap, dan talenta yang berbeda-beda yang berada dalam satu kelas yang sama.

      NAEYC menjelaskan beberapa karakteristik anak SD usia 5 sampai 8 tahun. Karakteristik anak usia ini perlu mendapatkan perhatian karena bahasa Inggris mulai diperkenalkan sejak kelas 3 SD (Ada sekolah-sekolah, khususnya di kota-kota besar, yang memperkenalkan bahasa Inggris sejak Taman Kanak-kanak, dan ada juga yang telah memperkenalkan bahasa Inggris sejak kelas satu SD).  Karakteristik yang dimaksud diantaranya adalah:

1.      Anak-anak belajar secara terpadu. Mereka tidak perlu membedakan subjek area atau mata pelajaran yang sedang dipelajari. Misalnya, mereka belajar konsep matematik ketika mereka berolah raga atau bermain musik.

2.      Anak-anak SD belum matang secara fisik, dan mereka perlu kegiatan-kegiatan yang aktif. Mereka akan cepat merasa lelah duduk dengan waktu yang lama, dan merasa senang dan tidak lelah bila mereka berlari-lari, berlompat-lompat, atau bersepeda.

3.      Gerakan-gerakan fisik juga sangat diperlukan untuk perkembangan kognitif anak sehingga anak-anak harus selalu terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang aktif.

4.      Antara usia 6 sampai 9 tahun anak-anak mulai menguasai kemampuan mental untuk berfikir, dan memecahkan masalah. Namun demikian mereka masih memerlukan benda-benda konkrit untuk membantu memecahkan masalah.

5.      Kemampuan berkomunikasi anak semakin meningkat. Mereka sudah bisa berkomunikasi secara interaktif dengan orang dewasa, dan dengan teman sebayanya.

6.      Perkembangan social emosional dan perkembangan moral juga mulai meningkat. Anak-anak mulai tertarik pada persahabatan. Menciptakan hubungan social dan hubungan kerja yang positif dan produktif dengan anak-anak sebayanya dapat mengembangkan kompetensi social.

Apabila telah memahami karakteristik anak, guru lalu mencari materi pembelajaran yang sesuai. Berikut ini adalah karakteristik materi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak.

Karakteristik Materi Pembelajaran. Materi pembelajaran untuk anak SD mempunyai karakteristik khusus seperti yang dijelaskan oleh Clements and Hawkes (1985), diantaranya adalah:

  1. Berhubungan dengan dirinya dan lingkungannya.
  2. Simple dan konkrit.
  3. Menarik (seperti gambar-gambar yang lucu dan berwarna warni).
  4. Mengundang rasa ingin tahu.
  5. Ringan.
  6. Berhubungan dengan aktivitas bermain.

Guru yang kreatif, aktif dan inovatif tidak akan menemui kesulitan untuk menyiapkan materi pembelajaran yang mempunyai karakteristik yang sesuai dengan perkembangan jiwa dan mental anak. Untuk menyiapkan materi pembelajaran ini, guru bisa membentuk team teaching dengan guru seni musik, seni lukis atau guru kelas lainnya. Hasil karya  seni lukis yang dibuat sendiri oleh anak, berdasarkan koordinasi dengan guru seni lukis, dapat dijadikan media pembelajaran yang sangat bermanfaat bagi anak dan juga bagi guru itu sendiri.

            Agar anak-anak SD merasa senang, termotivasi, dan percaya diri untuk belajar bahasa Inggris, guru harus dapat menciptakan situasi yang kondusif yang dapat membuat anak merasa aman. Untuk itu para guru bahasa Inggris perlu mengetahui karakteristik pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Inggris agar mereka mengetahui bagaimana anak menguasai bahasa pertama dan bahasa sasaran yang sedang dipelajari. Berikut ini adalah pembahasan tentang karakteristik pembelajaran bahasa asing dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa Inggris di SD.

 

Karakteristik Pembelajaran Bahasa Asing

Mempelajari bahasa asing tidak sama dengan mempelajari bahasa sendiri atau bahasa pertama yang kita gunakan sehari-hari sejak kita lahir. Ada perbedaan-perbedaan yang mendasar antara bagaimana mempelajari bahasa asing dan bagaimana mempelajari bahasa pertama. Perbedaan yang utama adalah bahwa bahasa asing tidak digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari sehingga kita sering merasa tidak termotivasi untuk mempelajari bahasa tersebut. Lingkungan di sekitar kita juga tidak selalu mendukung untuk menggunakan bahasa asing yang sedang kita pelajari. Perbedaan yang penting lainnya adalah sumber input seperti guru, atau instruktur bukan penutur asli (native speakers), yang sering terpengaruh oleh logat atau dialek bahasa pertamanya. Misalnya, guru bahasa Inggris yang berasal dari daerah Jawa ucapan-ucapannya sering dipengaruhi oleh logat bahasa Jawa. Yang terakhir adalah sumber input sangat terbatas, dan kebanyakan yang mempelajari bahasa asing adalah orang dewasa.

            Dari perbedaan-perbedaan yang telah disebutkan kita bisa menyimpulkan bahwa bahasa Inggris sebagai bahasa asing tidak bisa dikuasi dengan mudah seperti halnya menguasai bahasa pertama. Bahasa asing harus diajarkan dan dipelajari secara formal atau secara khusus. Anak secara sadar harus memperhatikan bentuk-bentuk bahasa dan makna bahasa yang muncul dalam setiap komunikasi. Lain halnya dengan penguasaan bahasa pertama. Akses untuk memperoleh input bahasa pertama tidak terbatas. Lingkungan keluarga, kerabat, dan masyarakat di sekitar tempat tinggal semua menggunakan bahasa yang sama. Dari dalam kandungan sampai anak tersebut dapat berkomunikasi, dia menggunakan bahasa pertama. Jadi bahasa pertama dikuasai oleh anak tanpa sadar atau secara alamiah. Pendapat ini didukung oleh Terrel dan Krashen (1983) yang mengatakan bahwa penguasaan bahasa pertama dilakukan secara alami tanpa sadar, sedangkan penguasaan bahasa kedua terjadi melalui kegiatan formal yang dilakukan secara sadar.

Pembelajaran Bahasa Asing. Sebelum membahas tentang pembelajaran bahasa asing, di sini perlu dijelaskan perbedaan antara istilah bahasa asing dan bahasa kedua. Littlewood (1984) secara singkat membedakan kedua istilah ini sebagai berikut:

A “second” language has social functions within the community where it is learnt (e.g., as a lingua franca or as the language of another social group), whereas a “foreign” language is learnt primarily for contact outside one’s own community. (p. 2)

 Sementara itu Quirk dalam Richards  memberikan definisi tentang bahasa kedua sebagai: “a language necessary for certain official, social, commercial or educational activities within their own country” (1985: 4), sedangkan bahasa asing adalah: “a language used by persons for communication across frontier or with others who are not from their country” (1985: 5). Perbedaan ini sangat bermanfaat bagi kita khususnya apabila kita mendiskusikan pembelajaran bahasa Inggris, dan perbedaan ini akan digunakan dalam konteks diskusi pada makalah ini.

            Masalah-masalah Pembelajaran Bahasa Asing. Dalam setiap subjek atau disiplin ilmu pasti dijumpai masalah-masalah pembelajaran seperti dalam pelajaran matematika atau IPA. Masalah-masalah yang dijumpai pada pembelajaran bahasa asing tidak jauh berbeda dengan masalah-masalah yang timbul dalam disiplin ilmu yang lainnya. Namun demikian masalah-masalah ini akan tampak lebih serius dalam pembelajaran bahasa asing karena tujuan pembelajaran bahasa asing adalah untuk berkomunikasi dan sebagai alat untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Konsep-konsep umum dalam pembelajaran seperti motivasi (motivation), bakat (aptitude), kesempatan (opportunity), dan sifat (personality) merupakan konsep umum yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran setiap subjek.

            Masalah-masalah pembelajaran yang akan dijelaskan pada makalah ini adalah masalah pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing yang berhubungan dengan prinsip-prinsip yang biasa digunakan dalam pembelajaran bahasa asing dan bahasa kedua. Littlewood (1984) menjelaskan beberapa factor penting yang mempengaruhi pembelajaran bahasa asing yaitu motivasi, kesempatan belajar, dan kemampuan belajar.

            Motivasi. Motivasi dalam pembelajaran bahasa asing merupakan dorongan yang sangat penting yang dapat meningkatkan usaha pebelajar dalam  mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi merupakan fenomena yang sangat kompleks yang mencakup dorongan individu, kebutuhan untuk mencapai kesuksesan, rasa ingin tahu, dan keinginan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru. Krashen (1983) menganggap bahwa dengan motivasi yang tinggi dan self-image yang baik biasanya seseorang dapat menguasai bahasa kedua dengan baik.

            Anak SD memiliki karakteristik seperti serba ingin tahu, dan selalu ingin memperoleh pengalaman-pengalaman baru. Dengan demikian anak SD juga memiliki motivasi yang tinggi. Motivasi untuk belajar bahasa Inggris anak SD akan lebih meningkat lagi apabila guru bahasa Inggris dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Untuk menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan tentunya guru harus pandai memilih media, metode, dan strategi pembelajaran.

            Littlewood (1984) memfokuskan kepada dua aspek motivasi yang penting yang mempengaruhi pembelajaran bahasa asing yaitu kebutuhan berkomunikasi dalam bahasa asing, dan sikap terhadap komunitas bahasa asing. Anak-anak Indonesia pada umumnya ingin bisa berbahasa Inggris karena pada dasarnya anak-anak senang terhadap hal-hal yang baru. Mereka juga pada umumnya menyenangi orang-orang asing yang berbahasa Inggris. Jadi anak-anak pada umumnya mempunyai motivasi untuk belajar bahasa Inggris. Masalahnya di sini adalah bagaimana para guru bahasa Inggris SD dapat memupuk dan menggali motivasi anak-anak supaya motivasi mereka lebih tinggi untuk berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris.

            Kesempatan Belajar. Masalah pembelajaran bahasa asing yang kedua yang mempengaruhi kefasihan berbahasa Inggris yaitu masalah kesempatan belajar. Kualitas dan kuantitas kesempatan belajar yang diperoleh dari lingkungan seperti sekolah, rumah, atau masyarakat sangat berpengaruh bagi anak atau pebelajar untuk menjadi fasih berbahasa Inggris. Littlewood (1984) menjelaskan beberapa aspek kesempatan belajar seperti kesempatan untuk mempergunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi nyata, suasana emosi dalam situasi belajar, jenis bahasa yang diperkenalkan kepada anak, dan efek pembelajaran formal, semua besar pengaruhnya terhadap penguasaan bahasa anak.

            Anak-anak SD yang berada di pelosok pedesaan di Indonesia tentunya tidak mempunyai banyak kesempatan untuk menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi. Mereka mungkin mempunyai kesempatan untuk melihat, dan mendengarkan film yang berbahasa Inggris melalui TV. Namun mereka tidak mempunyai kesempatan untuk berlatih berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris dalam situasi yang nyata. Sebaliknya anak-anak di perkotaan lebih banyak mendapatkan kesempatan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dalam situasi yang nyata. Lingkungan, orang tua atau kerabat bisa mendukung mereka untuk berlatih berkomunikasi dengan baik dan benar. Anak-anak perkotaan juga mudah untuk memperoleh akses dalam bahasa Inggris seperti para turis asing, program-program bahasa Inggris dalam TV atau VCD, internet, dan bahan-bahan cetak seperti majalah, koran, dan buku-buku bahasa Inggris untuk anak-anak.

Faktor penting lain yang mempengaruhi kesempatan belajar bahasa asing adalah suasana emosi dalam situasi belajar. Situasi belajar harus mengurangi rasa takut, cemas, atau khawatir anak. Anak akan merasa takut apabila guru selalu menyalahkan anak apabila dia tidak bisa mengucapkan dengan intonasi atau ucapan yang benar, atau guru memberikan koreksi yang berlebihan terhadap setiap kesalahan anak. Kesempatan belajar dapat diciptakan dengan memberikan kesempatan belajar yang memadai kepada anak, dan memberikan input yang sesuai dengan minat mereka. Anak diberikan kesempatan untuk berlatih menggunakan bahasa Inggris dan guru memberikan feedback atau umpan balik terhadap penampilan anak.

Kemampuan Belajar. Littlewood (1984) menjelaskan kemampuan belajar dalam pengertian yang luas yang mencakup faktor-faktor kognitif, sifat (personality), dan usia (age). Aspek-aspek kognitif kemampuan belajar anak mengacu kepada inteligensi dan bakat  bahasa. Para pakar bahasa berpendapat bahwa ada hubungan yang erat antara inteligensi dengan kemampuan belajar bahasa kedua. Anak-anak SD mempunyai kemampuan yang berbeda-beda; ada yang pintar, sedang, dan ada juga yang memiliki kemampuan yang rendah. Selain itu anak-anak juga memiliki kelebihan dan kekurangan dalam mengingat/memahami melalui berpikir verbal namun di satu sisi mungkin anak ada yang memiliki kelebihan dalam hal pemahaman secara visual. Oleh sebab itu guru SD harus menganggap anak sebagai individu yang unik yang memiliki perbedaan-perbedaan seperti kemampuan, talenta, inteligensi, dan bakat.

Kesuksesan dalam belajar bahasa asing tidak hanya berdasarkan pada kemampuan kognitif melainkan ada kaitannya juga dengan bakat bahasa. Yang disebut dengan bakat bahasa menurut Littlewood (1984) adalah:

1.      The ability to identify and remember sounds;

2.      The ability to memorize words;

3.      The ability to recognize how words function grammatically in sentences;

4.      The ability to induce grammatical rules from language examples. (pp. 62-63)

Faktor lain yang termasuk dalam kemampuan belajar adalah sifat (personality). Seseorang yang mempunyai sifat yang ekstrovert biasanya berhasil dalam belajar bahasa asing. Sedangkan seseorang yang mempunyai sifat toleransi terhadap sesuatu yang membingungkan diyakini mempunyai pemahaman menyimak yang bagus. Tidak mudah bagi guru untuk mengidentifikasi sifat-sifat semua anak dalam satu kelas. Tugas guru adalah membangkitkan rasa percaya diri dan semangat setiap anak untuk berkomunikasi secara terbuka dengan menggunakan bahasa Inggris.

Faktor penting terakhir yang berhubungan dengan kemampuan belajar adalah usia. Banyak orang beranggapan bahwa anak-anak dapat belajar bahasa asing lebih cepat dari pada orang dewasa. Anggapan ini berdasarkan adanya masa-masa kritik selama otak masih berfungsi secara fleksibel sehingga penguasaan bahasa dapat terjadi dengan mudah dan alami (Littlewood, 1984). Para peneliti di bidang bahasa yang mendukung adanya alat penguasaan bahasa (Language Acquisition Device) pada anak-anak seperti (Brown, 1987; Littlewood, 1984; dan Titoni and Danesi, 1985) menjelaskan bahwa kapasitas normal manusia untuk menguasai bahasa terjadi mulai bayi hingga usia sebelas tahun. Anggapan ini telah mendasari pergerakan untuk memberikan pembelajaran bahasa Inggris kepada anak-anak sedini mungkin. Itulah sebabnya pemerintah Indonesia mulai memperkenalkan bahasa Inggris kepada anak SD.

Setelah mempelajari dan memahami karakteristik anak SD dan materi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan fisik dan mental anak, dan karakteristik pembelajaran bahasa asing, guru kemudian memilih media, metode dan  pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak. Di sekitar kita terdapat banyak hasil karya seni yang dapat dimanfatkan untuk meningkatkan pencapaian hasil pembelajaran bahasa Inggris. Bahasan berikut ini akan menjelaskan tentang hasil karya seni dan pemanfaatannya dalam pembelajaran bahasa Inggris untuk anak SD.

 Seni dan Pemanfaatannya dalam Pembelajaran Bahasa Inggris

Seni selalu hadir ditengah-tengah masyarakat dan menyertai perjalanan hidup manusia karena seni memiliki fungsi individual dan sosial. Seni dalam kaitannya dengan fungsi individual dipahami sebagai ungkapan pikiran dan pengalaman jiwa terdalam yang diekspresikan dan dikomunikasikan melalui media tertentu yang di dalamya juga ter­kan­dung nilai estetis, etis, dan kemanusiaan. Selain itu seni tidak hanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan spiritual atau ekspresi tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan komersial, politik, sosial, pendidikan, dan sebagainya.

Dalam pendidikan, seni dapat didekati sebagai mempelajari seni itu sendiri (e­du­cation about arts) maupun dengan pendekatan sebagai “media” untuk memahami bidang ilmu lain (educa­tion with arts dan education through arts). Ketiga pendekatan ini dapat dimanfaatkan di kelas. Pada educa­tion with arts, seni dimungkinkan digunakan sebagai sebuah cara atau teknik untuk mempelajari materi pelajaran lain. Pemanfaatan seni di­mung­kinkan melibatkan bentuk-bentuk artistik yang beragam. Seni juga dapat menjadi sebuah metode yang efektif untuk mengajarkan tentang civil-rights di kelas yang lebih tinggi (SMP/SMA). Sedangkan education through arts, dapat dipandang sebagai sebuah metode yang mendorong anak untuk menggeluti dan mengungkapkan pema­ham­an me­reka atas materi pelajaran melalui bentuk seni (karya seni). Pendekatan ini dapat di­gu­na­kan disemua tingkat pendidikan. 

Pemanfaatan seni di kelas menjadi layak karena seni mam­pu memfungsikan diri­nya sebagai media ekspresi, komunikasi, bermain, dan pen­di­dikan. Dilain sisi seni me­miliki karakter yang multilingual, multikultural, dan mul­tidi­men­sional. Secara multi­lingual, seni mengembangkan kemampuan ekspresi diri dalam bahasa kinestetik, visual, audio, dan ruang. Secara multikultural, bermakna mengem­bang­kan kemampuan dan ke­sadaran berapresiasi terhadap keragaman budaya (nasional mau­pun manca). Seni mam­pu membentuk sikap menghargai, toleransi, dan demokratis dalam hidup berma­sya­rakat dan budaya yang majemuk. Secara multidi­men­sional, seni ber­po­tensi mengembangkan ke­mam­puan persepsi, pengetahuan, pemahaman, analisis, peni­lai­an, apresiasi, dan produk­tivitas. Fungsi ini pada akhirnya akan menyeimbangkan fungsi psikologis, sosial, dan fungsi kedua sisi otak dengan cara memadukan secara harmonis unsur-unsur logika, kinestetika, etika, dan estetika. 

            Pada pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing, sering kali anak me­nga­lami kesulitan untuk menyeberang dari bahasa yang telah dikenal­nya sejak lahir kepada bahasa asing yang memiliki gramatika, kosa kata, dan ucapan yang sangat berbeda. Untuk menjembataninya seni merupakan salah satu cara untuk membantu anak mema­hami bahasa asing tersebut. The arts enable freedom of expresion for second language learn (Goldberg, 1997: 14). Ketika anak belum dapat menjelaskan dengan kalimat tentang pantai mereka dapat “meminjam” gerak atau visualisasi/gambar untuk mewakili pema­haman mereka tentang pantai. Disini guru menawarkan “bilingual” dan keterbatasan anak terhadap bahasa Inggris melalui kebebasan anak mengembangkan gagasan dan ekspresi pemahaman mereka.

Selanjutnya Goldberg mengatakan bahwa the arts expand expressive outlets and provide a range of learning style available to children. Menurutnya integrasi seni sebagai sebuah media untuk berekspresi akan membawa anak pada situasi belajar yang cen­derung memberikan kebebasan kepada anak untuk berkomunikasi tentang pemahaman mereka se­ca­ra holistik melalui gerak, audio, visual, dan ruang. Menyatakan bentuk cyrcle tidak hanya dapat dipahami sebagai konsep ‘lingkaran’ saja, tetapi anak dapat mengungkapkan cyrcle dalam bentuk gerak tubuhnya atau bersama dengan teman-temannya. Aktivitas ini dapat dikembangkan ketika guru segera meminta anak membuat bentuk semi­circular, oval, rectangular, square, dan seterusnya. Melalui seni rupa anak dimungkinkan untuk mengembangkan ke­mam­puannya menyusun huruf dalam sebuah gambar yang menarik, seperti kaligrafi atau picto-spelling.

Beberapa Contoh Pemanfaatan Seni dalam Pembelajaran Bahasa Inggris. Pemanfaatan sebuah karya seni tidak terpaku untuk satu jenis kemampuan berbahasa. Misalnya nyanyian anak-anak dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan speaking, perbendaharaan kata, atau listening. Sebuah lagu yang sudah jadi dapat digunakan untuk menambah perbendaharaan kata dengan cara mengganti teks atau kata tertentu dalam nyanyian tersebut. Nyanyian dapat digunakan sebagai permainan yang menarik seperti menghilangkan sebuah kata lalu anak diminta untuk mengisinya dengan kata yang sepadan, misalnya warna red diganti dengan blue, atau kata the floor diganti dengan kata the door. Nyanyian ’dialog’ dapat digunakan untuk membantu anak menemukan dengan cepat kata tertentu untuk melengkapi bagian lagu yang harus mereka nyanyikan. Bila anak belum mengenal nyanyian baru, guru dapat menyanyikan lagu tersebut dengan menghilangkan beberapa kata dan anak diminta untuk memikirkan kata yang dihilangkan (bagian yang harus diisi oleh anak dinyanyikan dengan bersenandung). Alat musik yang digunakan dapat membantu anak mengembangkan kemampuan bandingkan: misalnya kendang yang dipukul lebih keras daripada sebelumnya, atau lebih cepat dari pukulan yang sebelumnya.  Masih banyak lagi yang dapat dikembangkan guru dari pemanfaatan materi musik.

             Begitu pula yang terjadi pada pemanfaatan seni rupa. Melalui gambar picto-spelling anak bebas menuangkan pemahaman konsep dengan gagasan-gagasan visualnya. Misalnya konsep kata turtle divisualisasikan dengan gambar kura-kura yang dibangun dari huruf-huruf t, u, r, l, dan e. Membedakan bentuk cyrcle (lingkaran) dengan globe (bulat) akan lebih mudah dipahami bila anak bersentuhan dengan karya rupa tiga dimensi. Begitu pula dengan membawa materi ”alam” ke dalam kelas dalam bentuk gambar lebih dapat dipahami dan lebih lama terekam dalam ingatan anak. Misalnya guru hendak menjelaskan tentang waktu: morning, afternoon, evening, dan night.

Untuk kelas yang kelas lebih tinggi, guru dapat memperoleh tingkat pemahaman anak yang lebih tinggi, misalnya dengan sebuah gambar anak diminta guru untuk menceritakan dengan kalimat-kalimat baik secara lisan maupun tertulis dalam bahasa Inggris. Ini dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan berbicara (speaking) dan menulis (writing) anak.   

Pemanfaatan drama dengan tema keseharian yang dikemas dalam pentas singkat dapat digunakan untuk menumbuhkan keberanian dan mengembangkan kemampuan percakapan. Tidak terbatas hanya pada bermain peran tetapi juga pemanfaatan properti yang bervariasi akan memperkaya kosa kata, gagasan, tata bahasa pada dialog yang dibangunnya.

Pengenalan langsung pada objek akan lebih membantu anak memahami konsep-konsep yang diajarkan. Selain itu pembelajaran bahasa Inggris menjadi lebih menarik dan bermakna.

Kesimpulan dan Saran

Bahasa Inggris merupakan bahasa asing pertama yang sudah mulai diperkenalkan di tingkat SD mulai kelas 3 sampai dengan kelas 6 di hampir seluruh pelosok tanah air di Indonesia. Anak-anak SD khususnya kelas 3 baru saja belajar membaca dan menulis dalam bahasa Indonesia. Mempelajari bahasa Inggris tentunya bukanlah suatu hal yang mudah bagi mereka. Bukan hanya anak tetapi juga guru bahasa Inggris menghadapi kesulitan - kesulitan dalam proses belajar dan mengajar. Kesulitan ini disebabkan karena banyak perbedaan yang dijumpai dalam bahasa Inggris. Perbedaan-perbedaan ini diantaranya adalah banyak bunyi dan ucapan fokal atau konsonan dari bahasa Inggris tidak dijumpai pada susunan bunyi dan ucapan fokal dan konsonan dalam bahasa pertama (bahasa ibu) dan dalam bahasa Indonesia (bahasa kedua). Cara penulisan dan cara membaca suatu kata dalam bahasa Inggris tidak selalu sama seperti halnya dalam bahasa Indonesia. Misalnya, tulisan “one” dalam bahasa Inggris dibaca “wan.”

 Kesulitan cara pengucapan dan penulisan dapat menimbulkan stres, takut melakukan kesalahan, tidak percaya diri, dan menurunkan motivasi untuk belajar. Kesulitan-kesulitan ini juga bisa merupakan hambatan bagi anak untuk menguasai kompetensi komunikasi dalam bahasa Inggris dengan baik dan benar. Namun demikian, kesulitan-kesulitan ini dapat diatasi apabila guru bahasa Inggris melakukan hal-hal seperti: mengenali karakteristik anak usia sekolah dasar, memperlakukan anak-anak sesuai dengan karakteristiknya, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, memilih dan menggunakan media, metode dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan fisik, mental, dan emosional anak, dan memperlakukan anak sebagai individu yang berbeda-beda, dan yang mempunyai minat, kemampuan, bakat, dan sifat yang tidak sama. Di samping itu guru juga perlu mengimplementasikan teknik-teknik pembelajaran bahasa asing yang sesuai dengan karakteristiknya.

Dalam memilih dan menggunakan media/metode pembelajaran, guru dapat memanfatkan  hasil atau membuat karya seni seperti seni lukis, musik, dan drama yang terdapat di lingkungannya. Karya seni ini dapat berupa gambar-gambar hasil kreatifitas anak yang dilakukan di rumah maupun di sekolah. Karya musik seperti lagu-lagu dalam bahasa Inggris yang sederhana juga sangat tepat untuk dimanfaatkan sebagai media pembelajaran bahasa Inggris. Pemanfaatan seni ini dapat membangkitkan minat dan motifasi belajar anak. Apabila anak-anak sudah mempunyai minat dan motivasi belajar yang tinggi, mereka akan merasa senang dan tenang belajar tanpa ada tekanan-tekanan yang mempengaruhi mental dan emosionalnya. Dengan demikian anak-anak akan melakukan tugas sesulit apapun yang diberikan oleh guru dengan senang hati dan tanpa beban. Pada gilirannya tujuan pembelajaran bahasa Inggris di SD, dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan tepat dan akurat, diyakini dapat dicapai dengan baik, dan kualitas pendidikan SD dapat ditingkatkan.

 

Saran

Guru bahasa Inggris dapat melakukan team teaching dengan guru seni rupa, musik, atau drama. Guru bahasa Inggris menginformasikan kepada guru seni rupa agar anak-anak menggambar benda atau objek yang ada hubungannya dengan materi bahasa Inggris yang akan diajarkan, dan kompetensi yang akan dicapai. Kita mengetahui bahwa tidak semua guru bisa dan menyukai bernyanyi. Untuk memanfaatkan musik, seperti lagu-lagu bahasa Inggris untuk anak, guru bahasa Inggris dapat bekerja sama dengan guru musik, atau memperkenalkan lagu-lagu tersebut dengan menggunakan tape recorder atau video cassette.

Daftar Pustaka.

Briggs, F. And Potter, G. K. (1990) Teaching Children in the First Three Years of school.

 Hongkong: Longman Cheshire.

 Brown, H. D. (1987) Principles of Language Learning and Teaching. New Jersey:

 Prentice-Hall, Inc.

 Clements, Z. J., and Hawkes, R. R. (1985) Mastermind. Exercises in Critical Thinking,

 Grades 4-6. Illinois: Scott, Foresman and Company.

 Goldberg, M. (1997) Arts and Learning: An Integrated Approach to Teaching and

            Learning in Multicultural and Multilingual Setting. New York: Longman Ltd.

 Krashen, S. D. (1982) Principles and Practice in Second Language Acquisition. New

 York: Pergamon Press.

 Krashen, S. D. and Terrell, T. D. (1983) The Natural Approach: Language Acquisition in

 the Classroom. San Francisco: Perganon and Alemary Press.

 Littlewood, W. (1984) Foreign and Second Language Learning: Language Acquisition

 Research and Its Applications for the Classroom. Cambridge: Cambridg University Press.

 Mulyasa, E. (2002) Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep, Karakteristik, dan

            Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

 National Association for the Education of Young Children (1992) Developmentally

 Appropriate Practice in Early Childhood Programs. Serving Children from Birth through Age 8. Washington

DC: NAEYC

 Richards, J. C. (1985) The Context of Language Teaching. Cambridge: Cambridge

 University Press.

 Titone, R. and Danesi, M. (1985) Applied Psycholinguistics: An Introduction to the Psychology of Language 

Learning and Teaching. Toronto: University of Toront  Press.

(Sumber: Makalah Seminar Nasional TP 2005)