Jumat, 20 Maret 2009

Parenting Education ....

Menstimulasi Anak Agar Belajar
Duhai para orang tua, kini sudahkah engkau mempunyai dendang-dendang doa terindah buat anak-anakmu? Adakah engkau juga mendidik anakmu dengan sebaik-baiknya sehingga engkau layak menerima doa-doanya?
Mungkin Anda termasuk orang tua yang sering memotivasi anak agar rajin belajar dengan janji-janji manis. Misalnya," Kalau kamu juara kelas, mama akan membelikan kamu HP tercanggih.". Wow.... itu menggiurkan sekali bagi anak-anak dan stimulasi hadiah semacam itu bisa mujarab. Anak akan mengeluarkan segala energinya karena ingin mendapatkan hadiahnya, tanpa ada kepedulian bagaimana caranya mencapai target yang dipasang oleh orang tua. Anak memang akan bersemangat belajar demi handphone tercanggih nan keren, berkamera, bisa untuk game, dan fasilitas-fasilitas lainnya yang bisa dibanggakan.
Semangat anak bukan ditujukan untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat dan kecanduan prestasi, tetapi semata-mata hadiah yang bikin mereka ngiler. Intinya anak akan memberikan kerja keras mereka kepada orang tua yang memasang target untuk mereka. Jadi, pemilik target itu sebenarnya orang tua mereka. Jika target-target itu tercapai, muncullah problem emosi yang rumit antara orang tua dan anak. Efek samping dari itu semua, anak akan menempuh berbagai cara hanya untuk mencapai target dari orang tuanya; mungkin mencontek atau lainnya.
Coba bayangkan, jika dia sejak kelas 1 SD sudah ketagihan hadiah, tentu semakin tinggi jenjang sekolah yang ditempuh, hadiah yang diminta akan semakin mahal dan rumit. Karena itu Strategi pemberian hadiah harus dikombinasikan dengan strategi lain. Targetnya, agar anak tidak menunjukkan performa belajar terbaik karena hadiah-hadiah yang menggiurkan.
Keinginan berprestasi karena melihat manfaatnya. Jika berprestasi merupakan contoh internal motivation. Kata kunci dalam motivasi internal ini adalah kemampuan emosional - intelektual seseorang dalam melihat dan merasakan manfaat sebuah pencapaian prestasi. APA MANFAATNYA BAGIKU? Tunjukkan manfaatnya pada anak sebelum anak mempelajari sesuatu. Karena itu, orang tua dan guru perlu memotivasi anak-anak dalam belajar dengan cara mendiskusikan manfaat manfaat yang bisa didapatkan oleh anak jika menguasai mata pelajaran itu. Tanpa merasa bahwa pelajaran itu "bermanfaatanak-anak hanya mengeluarkan energi yang biasa-biasa pula. Saya kira orang dewasa demikian juga. Begitu tertarik dan mengetahui manfaat sesuatu, kita akan terdorong untuk menguasia kemanfaatan itu.
Pernahkan kita mengajarkan Sesuatu pada anak kita atau murid kita dengan menceritakan bahkan memberi contoh-contoh riil tentang manfaat dari apa yang dipelajari? Mungkin cara ini bisa dicoba, untuk memotivasi anak kita, siswa kita untuk belajar demi dirinya sendiri dan bukan belajar demi target dan ego dari guru dan orang tua merekA.
Wahai Tuhanku, kasihanilah mereka keduanya, sbagaimana mereka mendidik aku waktu kecil (QS Al Isro'[17] : 24)
(ep_ disarikan dari Fadjaray,2009, Memotivasi anak agar keranjingan belajar.